teknik pemeriksaan ekstremitas bawah

Teknik Pemeriksaan :
1.    Pemeriksaan ini dibuat dengan posisi AP dan Lateral sedemikian rupa sehingga tampak kedua sendi pada satu film.
2.    Pada klinis dislokasi, oeteoatritis, dibuat foto perbandingan ka dan kiri.
3.    Untuk obyek yang memakai gips faktor eksposure ( kV dan mAs ) dinaikan    5 –10 kV terutama pada gips ysng masih bar dan basah.
Persiapan     :
a.    Persiapan Pasen ; tidak ada persiapan khusus bagi pasen
b.    Persipan alat        ;
1.    Pesawat Rontgen dengan kapasitas minimal 100 kV dan 100 mA.jenis mobile atau BSR.
2.    Cassette dengan kontak film screen jenis MR 100 ( blue/green emitted ), untuk tulang panjang pastikan gambaran kedua sendi masuk dalam film.
3.    Film Jenis Blue/Green sensitif yang berukuran sesuai sesuai dengan casste yang dipakai ( 18 x 40, 18 x 24m 24 x 30, 30 x 40 Cm )
4.    Marker R / L
5.    Plester untuk menempelkan marker pada Cassette.
6.    Lead Rubber untuk menutup daerah luasan cassete yang belum dieksposi
7.    Alat bantu berupa bantalan pasir untuk ganjal dan fixasi obyek (bila perlu )
Faktor Eksposi       :
a.    kV                   : 40 – 60
b.    mA                  : 100
c.    Second          : 0.02 – 0.12
d.    FFD                : 96 – 100 Cm
e.    Focus             : kecil
f.     Grid                 : -
g.    Luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek
Teknik Radiografi  :
A.   Teknik Radiografi Ektremitas Atas
1.    Teknik Radiografi Digiti
a.    Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 18 x 24 Cm )
b.    Posisi Obyek
Posis PA   : Posisikan obyek dalam posisi PA sedemikian rupa sehingga obyek menempel rata dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat   : Tekuk jari-jari yang tidak sakit sehingga bebas dari overlapping dengan jari yang lain, bila perlu pakai ganjalan, pastikan sudah dalam posisi true lateral
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah digiti, dengan arah sinar tegak lurus film
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 42 kV, 2-5 maS
e.    Kriteria Imej
Tampak gambaran digiti dalam posisi true PA, dan Lateral pada satu film
Tampak Marker dan identitas pasen.
Tampak gambaran digiti dengan garis-garis tulang yang jelas ( detail tinggi )
2.    Teknik Radiografi Manus
a.    Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran  24 x 30 Cm )
b.    Posisi Obyek
Posis PA   : Posisikan obyek dalam posisi PA sedemikian rupa sehingga obyek menempel rata dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat   : Tekuk jari-jari sedemikian rupa sehingga jari bebas dari overlapping dengan jari yang lain, bila perlu pakai ganjalan, pastikan sudah dalam posisi true lateral
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah digiti III bagian distal, dengan arah sinar tegak lurus film
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 42 kV, 2-5 maS
f.     Kriteria Imej
Tampak gambaran manus dalam posisi true PA, dan Lateral pada satu film
Tampak Marker dan identitas pasen.
Tampak gambaran seluruh digiti dengan garis-garis tulang yang jelas ( detail tinggi )
3.    Teknik Radiografi Antebrachii
a.    Posisi Pasen
Pasen duduk tegak menyamping meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
b.    Posisi Obyek
Posisi PA   : Posisikan obyek dalam posisi AP sedemikian rupa sehingga obyek menempel rata dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat   : Tekuk siku dan rendahkan bahu sedemikian rupa sehingga di pastikan sudah dalam posisi true lateral
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah antebrachi
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 2-5 mAS
e.    Kriteria Imej
·   Tampak gambaran Antebrachii dalam posisi true PA, dan Lateral dengan kedua sendinya  pada satu film
·         Tampak Marker dan identitas pasen.
·         Tampak gambaran Antebrachii dengan garis-garis tulang yang jelas ( detail tinggi )
4.    Teknik Radiografi Cubiti.
a.    Posisi Pasen
Pasen duduk disamping meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 18 x 24 Cm )
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( putar lengan atas maksimal kearah lateral sedemikian rupa sehingga telpak tangan menghadap keatas )   menempel rata dengan cassette dan pastikan sudah true AP.
Posisi Lat   : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( putar lengan atas secara maksimal sedemikian rupa sehingga telapak tangan menhadap kearah medial dan rendahkan bahu sedemikian rupa sehimgga lengan atas sejajr dengan meja pemeriksaan ) dan pastikan sudah dalam posisi true lateral
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah Cubiti
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 2-5 mAS
e.    Kriteria Imej
·    Tampak gambaran Humerus dalam posisi true PA, dan Lateral pada satu film dan tampak kedua sendinya
·         Tampak Marker dan identitas pasen.
·         Tampak gambaran humerus dengan garis-garis tulang yang jelas ( detail tinggi )
5.    Teknik Radiografi Humerus
f.     Posisi Pasen
Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm )
g.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( putar lengan atas maksimal kearah lateral sedemikian rupa sehingga telpak tangan menghadap keatas )   menempel rata dengan cassette dan pastikan sudah true PA.
Posisi Lat   : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( putar lengan atas secara maksimal sedemikian rupa sehingga telapak tangan menhadap kearah lateral ) dan pastikan sudah dalam posisi true lateral
h.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah humerus
i.      Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 2-5 mAS
j.      Kriteria Imej
·    Tampak gambaran Humerus dalam posisi true PA, dan Lateral pada satu film dan tampak kedua sendinya
·         Tampak Marker dan identitas pasen.
·         Tampak gambaran humerus dengan garis-garis tulang yang jelas ( detail tinggi )
6.    Teknik Radiografi Scapula.
a.    Posisi Pasen
1.    Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 24 x 30 Cm ).
2.    Pasen duduk menyender pada wall stand cassette, dengan bahu menempel pada tengah-tengah bidang cassette
b.    Posisi Obyek
Posisi PA   : Posisikan obyek dalam posisi AP, angkat lengan atas  sedemikian rupa sehingga lurus dengan bahu.
c.    Posisi Axial            : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( angkat lengan atas setinggi kepala kemudian tekuk kedepan secara maksimal sedemikian rupa sehingga scapula tidak overlaping dengan tulang iga ) dan pastikan sudah dalam posisi axial
d.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah daerah scapula, sinar tegak lurus film
e.    Fajtor Eksposi       : 45 – 50 kV, 5-10 mAS
f.     Kriteria Imej
·         Tampak gambaran scapula dalam pandangan axial
·         Tampak garis-garis tulang ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen
7.    Teknik Radiografi Clavicula
a.    Posisi Pasen
1.    Pasen supine di atas meja pemeriksaan, dengan obyek yang akan diperiksa diletakkan di atas cassette ( ukuran 18 x 24 Cm ), letak casette diatur agak lebih keatas ( 5 Cm diatas bahu ).
2.    Atau pasen duduk menyandar pada casstte yang dipasang pada cassette wallstand.
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( angkat lengan atas maksimal setinggi bahu )   dan menempel rata dengan cassette dan pastikan sudah true AP.
c.    Posisi Lateral         : tidak ada
d.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah clavicula, dan arah sinar miring 5 0 kerah caudal
e.    Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 2-5 mAS
k.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran clavicula terlempar, tidak superposisi dengan apex paru
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marjer dan identitas pasen.

B.   Teknik Radiografi Ektemitas Bawah

  1. Teknik Radiografi Pedis
a.    Posisi pasen duduk pada meja pemeriksaan atau pada bangku dorong sedemikian rupa sehingga badan pasen berada agak jauh dari berkas sinar guna.
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( telapak kaki nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Oblique : Tempelkan telapak kaki rata dengan permukaan castte, miringkan kaki kearah medial
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah metatarsal III, dan arah sinar tegak lurus film.
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 5 –10  mAS
e.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran pedis posisi AP dan Oblique
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen.
  1. Teknik Radiografi Calcaneus
a.    Posisi pasen
Lateral : pase tidur miring pada sisi kaki yang akan diperiksa, kaki lainnya diletakan sedemikian rupa sehingga ankle joint menempel rata pada casette ( true lateral )
Axial : pasen tidur supine, telapak kaki ditarik kearah caudad.
b.    Posisi Obyek
Posisi Lateral : Posisikan obyek dalam posisi Lateral ( ankle joint ) nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Axial : Tempelkan calcaneus rata dengan permukaan castte, tarik kaki kearah cauda
c.    Sentrasi ( Lateral ) : Pada titik didaerah tengah Calcaneus, dan arah sinar miring 10 - 15 derajat kearah caudad
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 5 –10  mAS
e.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran Calcaneus posisi Lateral dan Axial
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen.
  1. Teknik Radiografi Ankle
a.    Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( tumit nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Lateral : Tempelkan pergelangan kaki rata dengan permukaan castte, miringkan kaki kearah laetral, pastikan true lateral
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah ankle joint, dan arah sinar tegak lurus film.
d.    Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 5 –10  mAS
e.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran Ankle posisi AP dan Lateral
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen.
  1. Teknik Radiografi Cruris
a.    Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan
b.    Posisi Obyek
c.    Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( tungkai bawah nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
d.    Posisi Lateral : Tempelkan tungkai bawah nempelrata dengan permukaan castte, miringkan kaki kearah lateral, pastikan true lateral
e.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah tibia, dan arah sinar tegak lurus film.
f.     Fajtor Eksposi       : 40 – 45 kV, 5 –10  mAS
g.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran Cruris dengan kedua sendi pada posisi AP dan Lateral
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen.
  1. Teknik Radiografi Genu
a.    Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( Lutut nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Lateral : miringkan pasen pada sisi kaki yang akan diperiksa tekuk kaki sedemikian rupa sehingga cruris dan femur membentuk sudut 90 derajat tempelkan Genu rata dengan permukaan castte,
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah genu, dan arah sinar tegak lurus film.
d.    Faktor Eksposi      : 40 – 45 kV, 5 –10  mAS
e.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran Genu posisi  AP dan Lateral
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen.
  1. Teknik Radiografi Patella ( Sky Line )
Posisi Pasen : Tidur  supine kaki ditekuk sedemikian rupa sehingga cruris dan femur membentuk sudut 90 derajat.
Letakan casette ( 18 x 24 Cm ) pada femur sedemikian rupa sehingga ujung casete lebih tinggi 10 Cm dari genu. Csette dipegang oleh pasen agar tidak tutun
Sentrasi : pada titik di daerah tengah caput tibia, arah sinar miring 5 – 10 derajat caudad.                         
  1. Teknik Radiografi Femur
a.    Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( Femur nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Lateral : miringkan pasen pada sisi kaki yang akan diperiksa, posisikan kaki yang tidak diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi obyek.
Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah Fenur, dan arah sinar tegak lurus film.
c.    Faktor Eksposi      : 50 – 60 kV, 10 - 12  mAS
d.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran Femur dengan kedua sendi  posisi  AP dan Lateral
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen.
  1. Caput Femoris
a.    Posisi pasen : tidur supine diatas meja pemeriksaan
b.    Posisi Obyek
Posisi AP   : Posisikan obyek dalam posisi AP ( Femur nempel rata dengan casete ) dan pastikan sudah true AP.
Posisi Lateral : Ganjal bagian Glutae dengan karet busa ( alat bantu ), letakan casette ( 24 x 30 Cm ) menempel pada daerah caput femu bagian lateral .
c.    Sentrasi     : Pada titik didaerah tengah Caput Femoris,  arah sinar horisontal dan tegak lurus film.
d.    Faktor Eksposi      : 50 – 60 kV, 10 - 12  mAS
e.    Kriteria Imej
·         Tampak gambaran caput Femuris posisi  AP dan Lateral
·         Tampak garis-garis tulang   ( detail tinggi )
·         Tampak marker dan identitas pasen. 
Sumber :
 http://www.babehedi.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Baca Selengkapnya →teknik pemeriksaan ekstremitas bawah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Teknik Radiografi Columna Vertebrae Cervical

1. Pengertian
Teknik Radiografi Cervical adalah suatu teknik pemeriksaan pada bagian c.v. cervical dengan menggunakan sinar-x untuk menegakkan diagnosa.

2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Pesawat Sinar-X
b. Marker
c. Kaset dan Film 18 x 24 cm
d. Gonad Shield

3. Persiapan Pasien
Instruksikan pasien agar melepaskan seluruh benda-benda logam pada daerah leher.

4. Proyeksi pada Teknik Radiografi C.V. Cervical
A. Proyeksi AP Axial 
1. Posisi Pasien : Supine/Erect
2. Posisi Obyek : 
a. Atur pertengahan MSP tubuh pada pertengahan bucky stand/meja pemeriksaan.
b. Ekstensikan dagu pasien sehingga Occlusal Plane tegak lurus terhadap bucky stand/meja pemeriksaan



3. Central Ray : 150-200 cephalad
4. Central Point : Cervical ke-4 (Cartilage Tyroid)
5. FFD : 40 inchi (100 cm)
6. Struktur yang Tampak : Lima cervical terbawah, dua atau tiga korpus tulang thorakal, celah interpediculate, prossesus tranversum dan prossesus artikularis superimposisi, diskus intervertebralis

7. Kriteria Evaluasi : 
• Area terlihat dari Cevical III sampai Thoracal II dan tampak soft tissue di sekitarnya.
• Bayangan mandibula dan occiput superimposisi di atas atlas dan sebagian besar dari axis.
• Diskus Intervertebralisnya terbuka
• Jarak prosesus spinosus sama jauhnya dari kedua pedikel dan berada pada pertengahan korpus c.v. cervical
• Jarak angulus mandibula dan prosesus mastoid sama jauhnya dari vertebra




B. Proyeksi Lateral
1. Posisi Pasien : Erect
2. Posisi Obyek : 
• Atur pertengahan MCP tubuh pada pertengahan bucky stand stand. 
• Atur kedua tangan pasien di belakang tubuh dan ditarik kebawah agar kedua bahu dalam satu garis horizontal. 
• Elevasikan dagu agar ramus mandibula dan tulang cervical tidak superimposisi.



3. Central Ray : Horizontal
4. Central Point : Cervical ke-4 (Cartilage Tyroid)
5. FFD : 40 inchi (100 cm)
6. Struktur yang Tampak : Korpus cervical dalam posisi lateral, Pilar articularis, Interspace antar cervical, Lima zygapophyseal joint terbawah, Procesus spinosus
7. Kriteria Evaluasi :
• Ketujuh c.v. vertebrae terlihat 
• Leher ekstensi sehingga ramus mandibula tidak overlapping dengan atlas atau axis
• Tidak ada rotasi atau tilting dari c.v. cervical yang mencakup terbukanya zygapophyseal joints dan diskus intervertebralis
• Tampak bentuk prosesus spinosus
• C.V. Cervical IV berada di pertengahan kaset
• Terlihat tulang dan soft tissue secara detail



C. Proyeksi AP Axial Oblique (RPO dan LPO)
1. Posisi Pasien : Semisupine/Erect. Tetapi sebaiknya menggunakan posisi erect karena selain nyaman bagi pasien juga mudah dalam memposisikan pasien
2. Posisi Obyek :
a. Erect
• Beritahu pasien untuk berdiri di depan bucky stand
• Atur tubuh pasien dalam posisi RPO atau LPO sehingga membentuk sudut 450 terhadap bucky stand
• Elevasikan dagu pasien sehingga mandibula tidak superimposisi dengan tulang cervical
b. Semisupine
• Beritahu pasien untuk supine di atas pemeriksaan
• Atur tubuh pasien dalam posisi RPO atau LPO sehingga membentuk sudut 450 terhadap meja pemeriksaan
• Jika ada beriksan alat fiksasi di bawah kepala dan punggung pasien
• Elevasikan dagu pasien sehingga mandibula tidak superimposisi dengan tulang cervical



3. Central Ray : 150-200 cephalad
4. Central Point : Cervical ke-4 (Cartilage Tyroid)
5. FFD : 40 inchi (100 cm)
6. Struktur yang Tampak : Intervertebral foramina, pedikel yang terjauh dari kaset, dan bagian lain dari tulang cervical, tampak korpus cervical dalam posisi oblique
7. Kriteria Evaluasi :
• Terbukanya intervertebral foramina yang terjauh dari kaset, dari c.v. cervical II-III sampai c.v. cervical VII-Thoracal I
• Terbukanya diskus intervertebralis
• Dielevasikannya dagu sehingga tidak overlap atlas dan axis
• Tulang occipital tidak overlappingdengan axis
• C.V. Cervical I-VII dan Thoracal I





D. Proyeksi PA Axial Oblique (RAO dan LAO)
1. Posisi Pasien : Semiprone/Erect. Tetapi sebaiknya menggunakan posisi erect karena selain nyaman bagi pasien juga mudah dalam memposisikan pasien
2. Posisi Obyek :
a. Erect
• Beritahu pasien untuk berdiri di depan bucky stand
• Atur tubuh pasien dalam posisi RPO atau LPO sehingga membentuk sudut 450 terhadap bucky stand
• Elevasikan dagu pasien sehingga mandibula tidak superimposisi dengan tulang cervical
b. Semisupine
• Beritahu pasien untuk supine di atas pemeriksaan
• Atur tubuh pasien dalam posisi RPO atau LPO sehingga membentuk sudut 450 terhadap meja pemeriksaan
• Jika ada beriksan alat fiksasi di bawah kepala dan punggung pasien
• Elevasikan dagu pasien sehingga mandibula tidak superimposisi dengan tulang cervical





3. Central Ray : 150-200 cephalad
4. Central Point : Cervical ke-4 (Cartilage Tyroid)
5. FFD : 40 inchi (100 cm)
6. Struktur yang Tampak : Intervertebral foramina, pedikel yang terdekat dari kaset, dan bagian lain dari tulang cervical, tampak korpus cervical dalam posisi oblique
7. Kriteria Evaluasi :
• Terbukanya intervertebral foramina yang terjauh dari kaset, dari c.v. cervical II-III sampai c.v. cervical VII-Thoracal I
• Terbukanya diskus intervertebralis
• Dielevasikannya dagu sehingga tidak overlap atlas dan axis
• Tulang occipital tidak overlappingdengan axis
• C.V. Cervical I-VII dan Thoracal I



Baca Selengkapnya →Teknik Radiografi Columna Vertebrae Cervical

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS